SHENZHEN adalah salah satu keajaiban China, sebuah kota yang dibangun dari
mimpi-mimpi
dan diwujudkan dalam waktu sangat singkat. Shenzhen merupakan kota yang
pertumbuhannya
paling cepat di dunia, bahkan mungkin dalam sejarah peradaban manusia.
DUA puluh tahun silam, Shenzhen hanya sebuah kota kecil di tepi laut dengan
jumlah
penduduk sekitar 20.000 orang, yang sebagian warganya bekerja sebagai
nelayan dan
pedagang sayuran. Setelah ditetapkan sebagai salah satu dari lima kota di
China
yang masuk dalam Zona Ekonomi Khusus, kini Shenzhen sudah disulap menjadi
sebuah
kota metropolitan berstandar internasional dengan gedung-gedung jangkung
menjulang
dan lingkungan yang bersih.
Sebagai kota pertama yang dibangun dalam Zona Ekonomi Khusus China,
pendapatan
per kapita penduduk Shenzhen saat ini mencapai 39.700 yuan atau 4.962 dollar
AS
(setara dengan Rp 45,6 juta per tahun atau Rp 3,8 juta per bulan).
Angka ini merupakan yang tertinggi di antara kota-kota besar di China!
Tahun 2005, Shenzhen berambisi meningkatkan pendapatan per kapita menjadi
7.602 dollar AS
atau Rp 69,9 juta per tahun atau Rp 5,8 juta per bulan. (Bandingkan dengan
DKI Jakarta
yang pendapatan per kapita tahun 2003 tercatat Rp 5,94 juta per tahun atau
Rp 495.250 per bulan.
Juga bandingkan dengan Jakarta Pusat, pendapatan per kapitanya Rp 15,8 juta
per tahun
atau Rp 1,3 juta per bulan, tertinggi untuk ukuran pemerintah kota/kabupaten
se-Indonesia.)
KOTA Shenzhen, sekitar 147 kilometer dari Kota Guangzhou, Provinsi
Guangdong,
dapat ditempuh dalam waktu sekitar dua jam melalui jalan tol yang mulus.
Kota metropolitan ini memiliki luas 2.020 kilometer persegi atau tiga kali
lebih luas daripada Kota Jakarta, saat ini berpenduduk sekitar tujuh juta
jiwa.
(Bandingkan dengan Jakarta seluas 650 kilometer persegi berpenduduk sekitar
sembilan juta jiwa.)
Sebanyak 95 persen penduduk Kota Shenzhen adalah kaum migran dengan beragam
latar belakang budaya.
Macau adalah Sebuah kota kecil bekas jajahan Portugis yang sejak tahun 1999 menjadi bagian dari wilayah Republik Rakyat Tingkok (China). Kota yang berada di pesisir selatan China ini sungguh memukau. Gemerlap meski rembulan telah kantuk menanti ayam berkokok.
Macau merupakan Daerah Administratif Khusus (SAR) dari Republik Rakyat Cina sejak 20 Desember 1999,
dan, seperti halnya Hong Kong, mengambil keuntungan dari prinsip "satu
negara, dua sistem". Daerah Administratif Khusus yang kecil tersebut
berkembang dalam hal ukuran – dengan bertambahnya gedung dan perluasan
tanah – dan dalam hal jumlah dan keragaman atraksinya. Yang terbaik dari
semua ini terus menjadi keunikan Macau, dengan komunitas dari Timur dan
Barat yang saling melengkapi, dan banyaknya orang yang datang
berkunjung.
Perbatasan zhuhai macau wilayah
administrasi yang khusus ( utara dan barat ), dan 140 kilometer baratdaya
guangzhou. Wilayahnya penting 146 pulau dan garis pantai dari 690 kilometer.
Pulau-pulau dalam kota prefecture-level zhuhai termasuk sejumlah near-shore
kepulauan, sering terhubung ke daratan oleh jembatan atau causeways ( seperti
hengqin, qi 'ao, atau yeli kepulauan ), serta beberapa isiands lebih jauh di
muara sungai pearl ( seperti nei lingding pulau ) atau terbuka laut china
selatan ( kepulauan wanshan ). Beberapa terakhir sebenarnya secara geografis
lebih dekat ke hong kong dari zhuhai daratan. Zhuhai memiliki iklim lembab
subtropis dipengaruhi oleh east asian monsoon ( koppen cwa klasifikasi ) dan
dikelola oleh laut china selatan, dengan panjang, musim panas dan lembab dengan
sering badai, dan pendek, ringan dan kering musim dingin. Rata-rata yang
menyenangkan pada januari dan juli. Itu tidak pernah salju dan es belum pernah
tercatat di pusat kota.
Melihat bangunan-bangunan tinggi menjulang dengan apartemen-apartemen
mewah berderet, kita tidak akan pernah menduga bahwa kota Zhuhai dulunya adalah
bekas desa nelayan yang tertinggal. Dengan penetapan Special Economic Zones (SEZ) tahun
1980, kota ini siap menyumbang miliaran yuan bagi China.
Terletak di provinsi Guangdong, selatan China, Zhuhai diapit oleh kota Makau dan Hong Kong. Di tengah-tengah, terbentang Sungai Mutiara yang berair coklat dan biru. Tiba di Zhuhai pada Minggu, 31 Juli 2012, VIVAnews melihat pembangunan di mana-mana.
Gedung-gedung tinggi perkantoran dan apartemen terlihat di seantero kota. Taman-taman berbunga indah dengan semak-semak yang tercukur rapi mewarnai jalan setapak pejalan kaki. Di hari Senin pagi, tidak ada kemacetan, hanya beberapa mobil tersendat di lampu merah.
Kota kecil ini memang tengah bersolek, menggoda investor untuk datang menanamkan uang mereka. Menurut data Inspeksi Disiplin Komisi Partai komunis China (CPC) di Zhuhai, saat ini terdapat 3.505 perusahaan dari 33 negara yang mulai membuka kantor di kota ini.
"Perusahaan-perusahaan terkenal seperti BP, Bosch, Canon, Philips dan Flextronics telah ada di Zhuhai dan menyuntikkan dana segar bagi perkembangan kota," kata Tao Pen Wei, sekretaris cabang CPC di wilayah Huafa, Zhuhai.
Dalam 30 tahun, pembangunan Zhuhai yang pesat menghasilkan banyak keuntungan. Pada tahun 2011, GDP lokal Zhuhai mencapai 140,3 miliar yuan dengan per kapita GDP mencapai US$14.300. Volume perdagangan internasional adalah US$51.639 miliar. Pada akhir 2011, total terdapat 11.254 perusahaan asing yang berinvestasi di kota ini, sebanyak 80 di antaranya masuk dalam 500 perusahaan Global Fortune.
Pembangunan Zhuhai belum terhenti, bahkan masih terus bersemangat. Di sepanjang jalan, gedung-gedung tinggi tengah dibangun. Di masa depan, Zhuhai ditargetkan untuk menjadi kota besar penarik devisa di tepi barat Sungai Mutiara. Di tepi timur sungai ini ada Hong Kong dan di selatan Makau.
Proyek pembangunan besar tengah digodok. Di antaranya adalah Jembatan antara Hong Kong, Makau dan Zhuhai, dan pembangunan pabrik pesawat AVIC General Aircraft. Selain ditahbiskan sebagai kota bisnis, Zhuhai juga menarik wisatawan dengan pemandangan kotanya yang hijau, pantainya yang indah, dan kebudayaan serta sejarahnya yang kaya.
Pada tahun 1990an, Zhuhai didaulat sebagai satu dari 40 kota yang harus dikunjungi di China. Mendapatkan penghargaan Dubai International Award for Best Practices to Improve the Living Environment pada 1998, Zhuhai dikenal sebagai tempat paling cocok untuk tinggal manusia.
Terletak di provinsi Guangdong, selatan China, Zhuhai diapit oleh kota Makau dan Hong Kong. Di tengah-tengah, terbentang Sungai Mutiara yang berair coklat dan biru. Tiba di Zhuhai pada Minggu, 31 Juli 2012, VIVAnews melihat pembangunan di mana-mana.
Gedung-gedung tinggi perkantoran dan apartemen terlihat di seantero kota. Taman-taman berbunga indah dengan semak-semak yang tercukur rapi mewarnai jalan setapak pejalan kaki. Di hari Senin pagi, tidak ada kemacetan, hanya beberapa mobil tersendat di lampu merah.
Kota kecil ini memang tengah bersolek, menggoda investor untuk datang menanamkan uang mereka. Menurut data Inspeksi Disiplin Komisi Partai komunis China (CPC) di Zhuhai, saat ini terdapat 3.505 perusahaan dari 33 negara yang mulai membuka kantor di kota ini.
"Perusahaan-perusahaan terkenal seperti BP, Bosch, Canon, Philips dan Flextronics telah ada di Zhuhai dan menyuntikkan dana segar bagi perkembangan kota," kata Tao Pen Wei, sekretaris cabang CPC di wilayah Huafa, Zhuhai.
Dalam 30 tahun, pembangunan Zhuhai yang pesat menghasilkan banyak keuntungan. Pada tahun 2011, GDP lokal Zhuhai mencapai 140,3 miliar yuan dengan per kapita GDP mencapai US$14.300. Volume perdagangan internasional adalah US$51.639 miliar. Pada akhir 2011, total terdapat 11.254 perusahaan asing yang berinvestasi di kota ini, sebanyak 80 di antaranya masuk dalam 500 perusahaan Global Fortune.
Pembangunan Zhuhai belum terhenti, bahkan masih terus bersemangat. Di sepanjang jalan, gedung-gedung tinggi tengah dibangun. Di masa depan, Zhuhai ditargetkan untuk menjadi kota besar penarik devisa di tepi barat Sungai Mutiara. Di tepi timur sungai ini ada Hong Kong dan di selatan Makau.
Proyek pembangunan besar tengah digodok. Di antaranya adalah Jembatan antara Hong Kong, Makau dan Zhuhai, dan pembangunan pabrik pesawat AVIC General Aircraft. Selain ditahbiskan sebagai kota bisnis, Zhuhai juga menarik wisatawan dengan pemandangan kotanya yang hijau, pantainya yang indah, dan kebudayaan serta sejarahnya yang kaya.
Pada tahun 1990an, Zhuhai didaulat sebagai satu dari 40 kota yang harus dikunjungi di China. Mendapatkan penghargaan Dubai International Award for Best Practices to Improve the Living Environment pada 1998, Zhuhai dikenal sebagai tempat paling cocok untuk tinggal manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar